Jumat, 16 Oktober 2020

TARIAN TRADISIONAL LAMONGAN

 

Kesenian Tradisional


Tari Tradisional Boranan
LamonganTari tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai subuh.

Gerakan tari Boranan cukup sederhana namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat garis-garis merah pada pinggang.



Tari Tradisional Caping Ngancak
LamonganTari Caping Ngancak adalah salah satu tarian tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah

KEUNIKAN LAMONGAN MEGILAN

 

KEUNIKAN DAERAH LAMONGAN

Picture
sifat orang lamongan mengutamakan kebersamaan, suka berjuang, ulet berkerja, agamis, terbuka, halus, perasaan, jujur, penuh tanggung jawab, dan petualang (bangga kan jadi orang Lamongan?). Namun, kadang kala kaku dan kasar bila tidak diajak musyawarah, suka merantau, berani membela sebuah kejujuran, tidak garang, dan suka membantu (ehem). Bahasa orang Lamongan adalah bahasa pesisir yang lugas penuh dialek Osing, Madura, Jawa Ngoko, diwarnai budaya Arek atau Bocah (Singosari atau Majapahit).
orang lamongan  suka berjuang, hal ini dapat dibuktikan bahwa zaman Majapahit orang Lamongan banyak yang menjadi pasukan tempur Majapahit sejak kekuasaan komando Mahapatih Gaja Mada sebagai pasukan darat dan laut. Adipati Unus waktu menyerang Malaka 1513 M dibantu orang Lamongan yang dinamakan Pangeran Sabrang Lor yang kini makamnya berada di Banten. Perang melawan sekutu tanggal 10 November 1945 di Surabaya juga banyak orang Lamongan yang ambyur dalam perjuangan ini dalam laskar Hizbullah-Sabillilah. Tahun 1966 juga tidak sedikit andil perjuangan rakyat untuk ikut menumpas pemberontakan PKI dalam G.30S/PKI sampai ke akar-akarnya.

Daerah lamongan memiliki tradisi sendiri dalam melaksankan upacara pernikahan, pernikahan di Lamongan ini disebut pengantin bekasri. berasal dari kata bek dan asri, bek berarti penuh, asri berarti indah atau menarik jadi bekasri berarti penuh dengan keindahan yang menarik hati. pada dasarnya tahapan dalam pengentin bekasri dapat dijadikan dalam empat tahap yaitu tahap mencari mantu, tahap persiapan menjelang peresmian pernikahan, tahap pelaksanaan peresmian pernikahan dan tahap setelah pelaksanaan pernikahan. Tahap mencari mantu terdiri dari beberapa kegiatan yaitu, ndelok/nontok atau madik/golek lancu, nyotok/ganjur atau nembung gunem. nothog/dinten atau negesi, ningseti/lamaran, mbales/totogan, mboyongi, ngethek dina. Tahap persiapan menjelang peresmian pernikahan yaitu repotan, mbukak gedhek atau mendirikan terop, ngaturi atau selamatan. Tahapan pelaksanaan peresmian pernikahan terdiri dari, ijab kabul atau akad nikah, memberikan tata rias atau busana pengentin, upacara temu pengantin, resepsi. Tahapan setelah peresmian pernikahan yang merupakan tahapan terakhir adalah sepasaran.
Semua kegiatan masing-masing tahapan ini dapat dilaksanakan secara penuh tetapi juga dapat dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang dianggap penting dan disesuaikan dengan situasi kondisi lokal setempat. Pada tahapan pelaksanaan kegiatan, kedua pengantin merupakan pusat perhatian semua tamu yang hadir, pengantin perlu dirias dan diberi busana yang lain dari busana sehari-hari. tata rias dan busana pengantin bekasri memiliki keunikan tersendiri yang pada dasarnya meniru busana raja dan permaisuri atau busana bangsawan. Karena daerah Lamongan pada jaman kerajaan Majapahit merupakan wilayah yang dekat dengan ibukota Majapahit, maka busana yang ditiru dengan sendirinya adalah busana raja dan permaisuri Majapahit.
Tradisi di lamongan yaitu ketika ada pernikahan si perempuan yang harus melamar atau meminang si laki-laki dahulu. Tradisi sedekah bumi atau bersih desa yaitu sebuah upacara yang digunakan untuk membersihkan desa agar terhindar dari segala musibah. Dialek dan arti bahasa orang Lamongan adalah bahasa pesisir yang lugas penuh dialek Osing, Madura, Jawa Ngoko, diwarnai budaya Arek atau Bocah. Beberapa kata-kata yang sering digunakan di daerah lamongan yaitu Menyok artinya Pohong atau ubi jalar, Bolet artinya telo atau ketela, Parek artinya cedak atau dekat
Kota Lamongan juga memiliki berbagai ritual, diantaranya adalah ritual meminta kesuburan hasil pertaniannya. bangunan candi di Desa Siser, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur lebih mengarah pada tempat pemujaan untuk meminta kesuburan. Hal itu biasanya ditandai dengan adanya lingga yoni di sekitar tempat tersebut, atau ada kaitannya dengan prasasi yang telah ditemukan sebelumnya. Serupa dengan situs purbakala lain di tanah air, dimana ditemukan artefak yang di dalamnya terdapat lingga yoni, selalu diikuti dengan suburnya lahan pertanian di sekitarnya. Hal ini cukup menguatkan karena Desa Siser, dan desa-desa sekitarnya merupakan area pertanian subur yang dekat dengan sungai Bengawan Solo.  Sesuai prasasti Canggu, di era Majapahit di daerah tersebut ada Naditira Pradesa. Maksudnya desa yang diberi otonomi dan bebas dari pajak. Warga dari desa potensial untuk pertanian ini memiliki hak dan kewajiban mengelola penyeberangan sungai. Bisa jadi karena berdekatan dengan Bengawan Solo, sehingga warga dari seberang akan naik perahu menuju candi untuk ritual pemujaan meminta kesuburan.
Selain ritual tersebut, di kota Lamongan juga terdapat ritual yaitu Upacara Ruwatan Ontang-Anting dan Wiwit. Upacara Ruwatan Ontang-Anting, Upacara ini bermula dari sesepuh/tokoh masyarakat yang masih mewarisi budaya nenek moyang tersebut, selalu memberi nasehat kepada sanak-saudaranya yang mempunyai anak yang harus diruwat. Apabila anak tersebut menjelang akil balig, sebelum dinikahkan dan tidak mempunyai saudara atau anak tunggal baik pria atau wanita, dua anak putra atau dua anak putri harus segera dilaksanakan upacara ruwatan. Caranya orang tua minta tolong kepada dalang untuk melaksanakan ruwatan. Sebelum dilakukan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Ontang-Anting Bathara Kala, dalang mengupas kupat luwar dihadapan anak-anak yang akan diruwat.  Wiwit yaitu sebuah upacara atau ritual yang dilakukan pada saat akan panen atau musim panen.

4 BUDAYA KHAS LAMONGAN

 1. Wanita Melamar Pria

Sebelum menikah, lazimnya pihak calon suami akan mengunjungi pihak calon istri untuk melakukan lamaran. Tapi di Lamongan, justru hal sebaliknya yang terjadi. Meskipun tradisi wanita melamar pria sudah mulai terkikis, tetapi keunikan ini layak diceritakan sebagai bagian dari budaya yang pernah eksis karena memiliki sejarah di masa lalu.

Menurut cerita rakyat setempat, dahulu kala Bupati/Adipati Panji Puspa Kusuma yang memimpin Lamongan mempunyai dua putra rupawan bernama Panji Laras dan Panji Liris. Ketampanan mereka meniru saya dikenal di mana-mana sehingga tak heran banyak gadis yang terpikat oleh pesonanya.

Dua putri Wirasaba asal Kediri, sumber lain menyebutkan dari Kertosono, pun takluk pada ketampanan putra Lamongan kembar tersebut. Sayang sekali, ketika kedua putri mendarat di bumi Lamongan, sebuah insiden kecil terjadi yang membuat lamaran dan pernikahan urung dilakukan. Terjadilah perang antara pihak Lamongan dan Wirasaba. Panji Laras dan Panji Liris tewas terbunuh.

Dari sinilah asal usul kenapa pihak wanita terkesan lebih agresif dengan meminang calon mempelai pria. Pernah saya dengar ada kasus lamaran yang berjalan alot, kalau tak salah antara Lamongan dan Jombang, karena kedua pihak mempertahankan budaya masing-masing dengan menunggu dilamar.

2. Cinjo

Cinjo atau tinjo adalah mengirimkan makanan kepada orang yang dianggap tua dalam silsilah keluarga. Misalnya adik kepada kakak, ponakan kepada paman/tante, dan seterusnya. Makanan yang dikirim biasanya yang siap santap seperti gulai atau kari ayam, nasi putih, bandeng kuah, dan kadang dengan tambahan kue. Cinjo dilaksanakan menjelang Idulfitri dan pengirim kerap mendapatkan uang sebagai imbalan saat pulang.

3. Megengan

Megengan adalah berbagi nasi berkatan dengan lingkungan sekitar ketika puasa Ramadan berakhir. Biasanya warga satu RT secara bergiliran menyediakan berkatan berisi nasi dan lauk dibungkus plastik untuk dibagi sesama warga. Kadang dilakukan serentak, tetapi sering kali dihelat dalam beberapa hari agar masing-masing tidak kesulitan membawa berkatan terlalu banyak.

4. Lebaran Ketupat

Lebaran ketupat adalah momen yang paling saya nantikan. Setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadan, masyarakat di desa kami langsung menyambung dengan puasa enam hari, yakni tanggal 2-7 pada bulan Syawal. Tanggal 8 Syawal jemaah setempat berkumpul di serambi masjid selepas shalat Subuh untuk menyantap ketupat dan lepet bersama-sama. ini sebagai tanda bahwa puasa Syawal sudah berakhir karena 6 hari sebelumnya kami tak bisa makan setelah Subuh.

Nikmat sekali ikut acara ini. Bercengkerama dengan warga sambil bertukar ketupat dan lepet yang dibuat oleh tangan-tangan andal khas desa. Selain lebaran ketupat, sebenarnya ada kesempatan lain saat kami menyantap ketupat-lepet di masjid. Biasanya diadakan pada tanggal 15 bulan Sya’ban selepas magriban.

ASAL USUL KOTA LAMONGAN

 Sejarah Terbentuknya Kota Lamongan (Jawa Timur)

     Berawal dari diwisudanya Adipati Lamongan pertama yaitu Tumenggung Surajaya (Rangga Hadi) meskipun pada waktu itu Kasultanan Pajang yang menjadi pusat pemerintahan,tetapi yang bertindak mengangkat/mewisuda Surajaya yang menjadi adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu di sebabkan karena Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resa dan situasi pemerintahan yang kurang mantap, dan faktor yang lain adalah Kanjeng Sunan Giri merasa resah atas tingkah para pedagang asing dari Eropa yaitu pedagang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya pulau Jawa dan perlu diketahui bahwa berdirinya Kabupaten Lamongan yang sepenuhnya berlangsung di jaman Keislaman dan diwisudanya Tumengung Surajaya bertepatan pada tanggal 10 dzulhijah 976 H yang tidak lain adalah hari Idul Adha dan setelah ditelusuri jatuh pada tanggal 26 Mei 1569 M.



Beliau (RanggaHadi) waktu mudah bernama Hadi,yang berasal dari Dusun Cancing yang terletak di wilayah Sendangrejo kecamatan Ngimbang kabupaten Lamongan.sejak masih mudah beliau sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan beliau juga termasuk santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik,terampil,cakap dan cepat menguasai ajaran Agama Islam oleh karena itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di kawasan yang terletak disebelah barat Kasunanan Giri yang bernama kenduruan oleh karena itu Sunan Giri memberikan pangkat Rangga kepada Hadi.

Singkat cerita RanggaHadi dengan segenap pengikutnya naik perahu di kali Lamong dan berhasil sampai di Kenduruan, oleh masyarakat daerah ini Rangga Hadi diberi sebutan Mbah Lamong yang memiliki arti pandai NGEMONG Rakyat karena pandai membina daerah,dan mahir menyiarkan Agama Islam,serta dicintai oleh seluruh Rakyatnya dan dari kata Mbah Lamong inilah daerah itu kini disebut Lamongan.



Cerita Rakyat
Sejarah terbentuknya Kabupaten Lamongan tidak lepas dari bumbu-bumbu cerita rakyat. Seperti yang satu ini, terkait asal muasal lahirnya pantangan bagi masyarakat Lamongan asli untuk memakan ikan lele.

Meski banyak orang Lamongan yang merantau dan berjualan Pecel Lele, namun mereka konon pantang memakannya. Lalu apa cerita di balik kepercayaan itu?

Cerita ini berawal ketika Sunan Giri III atau bernama asli Sedamargo blusukan ke daerah penyebaran Islam dengan menggunakan perahu menelusuri sepanjang aliran Bengawan Solo, hingga ke desa-desa.

Sesampainya di Desa Barang (sekarang masuk wilayah Kecamatan Glagah, Lamongan), malam sudah larut, sinar terang bulan purnama menuntun langkah Sunan Giri menyusuri desa ini. Hingga pada suatu tempat Sunan Giri melihat lampu godog (sejenis oblek) yang menyala dari sebuah gubuk di sudut desa. Sedamargo lantas menghampiri sumber cahaya tersebut.

Di situ didapatilah seorang wanita yang dikenal mbok rondo sedang menjahit pakaian. Perbincangan antar keduanya terjadi sampai larut malam. Di akhir perbincangan, akhirnya Sunan Giri berpamitan pergi.

Namun dirinya lupa mengambil keris miliknya yang dia letakkan di bale, selama berbincang dengan mbok rondo tadi. Dia baru sadar ketika sudah tiba kembali di Giri.

Kemudian Sunan Giri memerintahkan salah satu orang dekatya Ki Bayapati untuk kembali ke Desa Barang, mengambil keris kesayangan Sunan Giri yang tertinggal di bale gubuk mbok rondo.

Keberadaan keris tersebut diketahui oleh mbok rondo, seketika wanita ini mengambil dan menyimpannya untuk kemudian dikembalikan atau sukur-sukur Sunan Giri kembali datang mengambilnya sendiri.

Nah, saat ditugasi oleh Sunan Giri ini, Ki Bayapati menggunakan kemampuan ilmu sirepnya agar cepat menuju gubuk mbok rondo. Sesampainya di lokasi, pesuruh ini mengambil keris dengan cara sembunyi-sembunyi.

Tetapi sepandai apa pun Ki Bayapati, caranya tersebut diketahui mbok rondo yang disambut dengan teriakan maling. Menganggap utusan Sunan Giri ini sedang mencuri keris, padahal yang terjadi sebenarnya adalah ingin mengambilnya.

Teriakan mbok rondo membangunkan para tetangganya, dan sejurus kemudian massa mengejar pria yang diduga mencuri keris pusaka ini. Karena panik dikejar warga, Bayapati memberanikan diri terjun ke kolam (jublang) untuk menghindari kejaran dan amukan massa.

Tanpa disangka, tiba-tiba kolam dipenuhi oleh ikan lele yang berenang di permukaan. Keberadaan Bayapati tersamarkan oleh munculnya ikan-ikan lele ini. Warga yang tidak mengira Bayapati bersembunyi di kolam, segera meninggalkan lokasi.

Bayapati selamat, sampai di Giri lantas menceritakan kejadian aneh tersebut sambil mengantarkan keris ke tuannya.

Karena jasanya inilah, akhirnya Sunan Giri menghadiahkan keris yang sekarang disebut mbah jimat ini kepada Bayapati. Kabarnya keris saat ini tersimpan di bangunan Dusun Rangge, Lamongan.

Gara-gara peristiwa aneh inilah, akhirnya muncul pantangan bagi warga Lamongan memakan lele. Karena menganggap lele adalah ikan bertuah yang pernah berjasa melindungi Bayapati.

Tetapi, sepertinya pantangan ini sudah tidak berlaku untuk saat ini. Buktinya, warga Lamongan yang mengadu nasib di luar kota banyak berjualan pecel lele. Tidak sedikit dari mereka sukses berkat lele.

NASI BORAN LAMONGAN MEGILAN

 Makanan satu ini merupakan makanan tradisional yang hanya dapat kita temukan di Lamongan, Jawa Timur. Namanya adalah Nasi Boran.


Apakah Nasi Boran itu?

Nasi Boran adalah makanan tradisional yang terdiri dari nasi dan di hidangkan dengan aneka lauk-pauk khas dari Lamongan, Jawa Timur. Makanan ini biasanya disajikan pada daun pisang dan bekas kertas koran yang dibentuk kerucut sehingga terlihat sangat sederhana, namun memiliki rasa yang sangat luar biasa nikmatnya. Nasi Boran merupakan salah satu makanan tradisional yang cukup terkenal dan jarang bisa kita temukan di tempat lain, selain di Lamongan, Jawa Timur.

Asal Nasi Boran

Nasi Boran merupakan makan tradisional yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Makanan ini sangat sulit ditemukan di tempat lain, karena hanya dijual di kota asalnya saja yaitu Lamongan. Makanan ini disebut Nasi Boran karena biasanya dijajakan oleh para penjual dengan menggunakan boran yang digendong di punggung mereka dan diikat dengan kain gendongan. Boran sendiri merupakan tempat nasi besar terbuat dari bambu yang dianyam rapat. Nasi Boran ini sangat mudah kita temukan di Lamongan, hampir di setiap tempat atau di pinggir jalan slalu ada yang menjajakan makanan satu ini.

Keistimewaan Nasi Boran

Keistimewaan Nasi Boran ini adalah berbagai aneka lauk-pauk yang sangat khas, baik lauk utama maupun lauk tambahannya. Dalam lauk-pauk ini terdapat beberapa jenis lauk yang jarang kita temukan di daerah lain seperti gimbal empuk, pletuk dan ikan siliGimbal empuk merupakan makanan berbentuk bulat yang terbuat dari tepung terigu dan bumbu lainnya dan memiliki rasa gurih. Sedangkan Pletuk merupakan kacang kedelai yang di sangrai dan di tumbuk halus. Lauk-pauk tersebut kemudian ditambahkan sambal pedas merah yang terbuat dari bumbu khusus, sehingga menambah kenikmatan makanan satu ini.

Penyajian Nasi Boran

Nasi Boran ini biasanya disajikan dengan menggunakan daun pisang dan kertas yang dibentuk kerucut, kemudian nasi dan lauknya di taruh di dalam wadah tersebut. Lauk-pauk pada Nasi Boran ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu lauk utama dan lauk tambahan. Dalam lauk utama biasanya terdapat jenis makanan seperti gimbal empuk, pletuk, letok tahu, tempe, krawu, peyek kacang atau peyek teri dan tidak ketinggalan juga sambal merah pedas.

Kemudian untuk lauk tambahan / pelengkap biasanya terdapat aneka lauk seperti ayam goreng, udang goreng, bandeng goreng, ikan gabus, ikan sili, telur asin, sate jeroan dan dadar telur. Untuk dadar telur ini cukup unik dan berbeda dengan dadar telur biasanya. Telur dadar ini lebih tebal dari biasanya karena dibuat dengan campuran tepung sehingga memiliki rasa yang gurih dan khas. Lauk pelengkap ini biasanya disajikan sesuai dengan permintaan pembeli. Selain itu, ada juga penjual yang menyediakan Nasi jagung sebagai variasi dari Nasi Boran ini.

Cita Rasa Nasi Boran

Nasi Boran ini memiliki cita rasa yang khas. Selain kaya akan lauk-pauk yang beraneka ragam, sambal merah pedasnya juga sangat khas dengan parutan kelapa didalamnya sehingga menambah kelezatan pada Nasi Boran ini. Perpaduan aneka lauk-pauk dan sambal tersebut tentunya menjadi ciri khas dan keistimewaan dari makanan satu ini.

Tempat Kuliner Nasi Boran

Nasi Boran ini sangat mudah kita temukan di daerah Lamongan, Jawa Timur. Hampir setiap tempat atau di pinggir jalan disana, banyak penjual yang menjajakan Nasi Boran ini secara lesehan. Nasi Boran ini biasanya di jual dengan harga yang relatif murah, tergantung dengan menu yang anda pesan. Nah bagi anda yang berkunjung ke Lamongan tentu kurang lengkap bila belum menikmati sajian Nasi Boran ini, karena Nasi Boran ini hanya ada di sana dan sulit ditemukan di daerah lain.